Sejak lepas maghrib, gema takbir berkumandang di setiap sudut desa, bersahut-sahutan dari masjid, mushola, hingga iring-iringan warga yang membawa obor dan miniatur replika masjid, Ka’bah, serta simbol-simbol islami lainnya. Arak-arakan ini menjadi tradisi tahunan yang selalu dinanti, menampilkan kreativitas warga dalam menyambut Hari Raya Idulfitri.
Puncak acara semakin spektakuler saat langit malam Jatisari dihiasi letupan kembang api yang berkilauan. Ribuan cahaya warna-warni meledak di angkasa, mengundang decak kagum dan sorak sorai warga. Anak-anak hingga orang dewasa menikmati momen penuh kehangatan ini, mempererat kebersamaan di malam penuh berkah.
Ketua Panitia Gema Takbir Desa Jatisari, Siswanto, ketika dikonfirmasi mengungkapkan rasa syukurnya atas suksesnya acara tersebut. “Kami sangat bersyukur karena acara ini berlangsung dengan meriah dan penuh kebersamaan. Antusiasme warga sangat luar biasa, dan kami berusaha memberikan yang terbaik agar perayaan ini tetap berjalan dengan tertib dan lancar,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Jatisari, M. Yahir, S.P., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan tradisi rutin yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya. “Gema takbir dan arak-arakan ini sudah menjadi agenda tahunan yang selalu dinantikan warga. Selain sebagai bentuk syiar Islam, acara ini juga menjadi momentum mempererat tali silaturahmi antarwarga. Kami berterima kasih kepada seluruh panitia dan masyarakat yang telah bekerja sama menjaga ketertiban dan keamanan,” tuturnya.
Takbiran spektakuler di Desa Jatisari ini menjadi bukti bahwa tradisi tak hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga ajang mempererat tali silaturahmi dan membangun semangat kebersamaan dalam suasana penuh sukacita.